bak hilangnya mentari di jendela kamar
menghiasi warna warna yang samar
andai waktu dapat bersabar
mungkin hari ini kita masih bertanya kabar
kabar yang bisa kita jadikan iktibar
belum puas kita bercerita
belum puas kita gembira
belum puas merasa derita
belum puas kita bersama
belum puas segala galanya
ke Ilahi jua kau disana
mendahului kami yang lain lainnya
andai ku tahu kau mendengar
(walau hakikat kau mendengar)
andai ku tahu kau melihat
(walau hakikat kau melihat)
ingin kukabarkan berita yang terpahat
kau sahabatku yang terhebat
malam kami akan suram tanpa helaianmu
tidur kami akan sepi tanpa hembusanmu
makan kami akan jemu tanpa ucapanmu
siang kami akan kosong tanpa senyumanmu
tawa kami tidak akan seperti dulu
tidak berpenghujung kami merindu
kau amin ku yang satu
airmata yang mengalir ini akan tetap mengalir
sebak yang ditahan ini akan tetap ditahan
rindu yang berbalam ini akan tetap berbalam
hati yang sepi ini akan tetap sepi
tiada yang dapat kucari ganti
tiada yang dapat kunilai lagi
(ingin sekali kutanyakan
bagaimana rupa malaikat
agar dapat kukirimkan salam;
ingin sekali kudengarkan
apakah rahsia alam
agar dapat ku ketahui apa yang terpendam)
andai nanti kau singgahi kami
berilah petanda kau disisi
agar kami ketahui
mengubat rasa sepi
hujan renyai yang turun menemani di waktu itu
merahmati pemergianmu
akan kujadikan pengubat rindu;
hanya fatihah dapat diberikan
sebagai hadiah seorang teman
yang masih merinduimu
hingga ke hujung waktu
(damailah kau disana...)
"ais kosong dua, roti satu"
"telo!! bawak datang ar!!"
"kay! ader karo kay?!"
"peergh!! point nie!!"
*allahyarham mohd amin mohd arif
(dalam kenangan)
al-fatihah