di bibirnya berkepul kepul asap putih,
di hatinya bersarang sarang penyakit,
berpusu pusu mengharungi malam,
untuk bersama teman berjuang,
(katanya)
dihukum menyelamatkan kawan,
(juga katanya)
dibuang membantu rakan,
dibohong membebaskan kepalsuan,
(walhal hatinya penuh keresahan)
ibunya tenang dibuai mimpi,
dihiasi indah dendangan si anak,
walau mimpi hanyalah fantasi,
untuk mengaburi ibu yang kadang tersentak,
(arakian jauh dan panjang lah si anak bernyanyi)
yang ditutup itu bangkai gajah,
cuba diselimuti pula dengan nyiur,
alahai anak si bodoh alam,
kisahmu akan terbongkar tatkala malam,
(aduh gemuruh hati si anak)
penghulu menghidu dosa si anak kecil,
(walau telah disuluh beberapa jauh)
dosa yang sering diselimut dengan dosa,
maka bergununglah dosa dosa,
yang tiada lagi mampu dinyiuri,
(maka berdekah dekahlah yang mendaki)
si anak berlagak musang,
ibu yang tidur disangka ayam,
tidak ketahui rimau yang mengadang,
lalu musang beranjak ke kandang,
lupa dek rimau yang masih mengadang,
lalu ke mulut musang dihadam,
(aduh!! musang dipatuk ayam)
wahai anak berlagak musang,
ibu bukan si ibu ayam,
ayah bukan rimau yang garang,
jangan disentuh apa yang dilarang,
jangan diusik apa yang ditentang,
kau pernah ditatang,
lalu mengapa menentang?!
nanti meniti titian sebatang,
takut ke api kau dipanggang
ibumu bukan menteri,
untuk ditakuti,
berbakti hingga mati,
hidup tetap dirahmati...
2 comments:
karya yang indah.
amat gemar akan karya ini.......
Post a Comment