Tuesday, October 03, 2006

gadis tiga sepuluh

dua tahun yang sudah itu, berlegar legar menghiasi benak yang sentiasa meliar liar lewat peristiwa yang seringkali didiksikan oleh sang peneman. tika itu, suasana sering ribut, badai tidak pula menghempas pantai. walau terkadang tsunami setinggi langit, tidak pula merubah pantai, tidak pula menghakis tebing. tika itu, onak dan duri adalah permainan yang melukakan. luka yang menyakitkan tidak pula mencacatkan. walau terkadang menjadi parut yang bisa dibicarakan. bicara yang mengasyikkan.

dia istimewa. terlalu!! merinduinya tidak pernah menghampakan. mendakap bak burung berkicauan, tenang dan mengasyikkan. lembut hatinya selembut sutera, manis bicaranya semanis gula, tenang wajahnya setenang bonda. dia pernah berbicara:

kalau aku rama rama
pasti kuterbang menemuimu
kalau kau sedih
pasti kucari jalan menghilangkan kedukaanmu...
kalau kau keseorangan
pasti kudatang menghiburkan hatimu...

walau apapun yang terjadi...
kaulah teman yang sentiasa kusayangi
kerana tiada yang lain melainkanmu...


sering penasaran. apakah bintang berkekalan tika bulan menjengah awan, tika mentari menyinari apakah nasib si rembulan, akankah pelangi menemani tika hujan mula berhenti.

senyumnya tidak mungkin dilupakan, kasihnya tidak akan hilang dari ingatan, wajah bak bidadari akhir hayat menjadi saksi.

kini pergi membawa diri, diiring doa hati agar bahagia meniti jalan, jalan jalan yang melikukan, jalan jalan yang bisa menghargai langkah langkah yang memenatkan. andai jalan kebuntuan, ke pangkal dilupa jangan, agar tidak kehilangan...